Ketakutan Terbesarku
Jurusan Kuliah
Disini, disebuah pojok ruangan, aku duduk sendiri, membawa banyak kertas yang aku tak mengerti lagi isinya. Ruangan ini penuh, bising dengan banyaknya cerita yang bergulir dari masing-masing. Disudut lain ruangan ini, seorang laki-laki sedang sibuk mengajarkan sesuatu ke dua orang mahasiswa baru. Sedangkan di ujung lainnya, tiga mahasiswa sedang sibuk dengan laptop masing-masing, dan sesekali berdebat tentang yang mereka kerjakan.
Laki-laki di sudut ruangan sedang memberikan les privat, sepertinya mata kuliah matematika diskrit, mungkin. Ya tebakan ku karena dari kata-kata yang aku dengar dari mulut sang pengajar, aku pernah ambil mata kuliah itu. Tiga mahasiswa lain yang kuceritakan di awal sepertinya sedang sibuk mengerjakan makalah, tugas anak-anak komunikasi, ya tebak ku, mereka anak ilmu komunikasi. Kok tahu? Tadi sempat berdebat tentang TV atau radio aja. Ya, sok tahu.
Dari percakapan-percakapan itu, aku merasa anak-anak komunikasi ini kuliahnya mudah sekali. Gitu-gitu aja. Sedangkan anak-anak di sudut lain itu kuliahnya sulit, berkutat dengan angka-angka yang tak ada habisnya. Ah, sok tahu sekali aku.
Jika kamu yang selalu berkecimpung di ranahnya anak teknik, pasti ujung-ujungnya tak akan simpati melihat anak-anak dari fakultas lain itu. Kerjaan mereka gitu-gitu aja. Malah anak DKV dan kawan-kawannya, kerjanya cuma gambar. Ya, dibenakku dulu begitu.
Tapi, aku mulai merubah pandanganku.
Kuliah apapun yang kau jalanin, semua punya kemudahan dan kesulitan masing-masing.
Aku lelah, mengerjakan hitungan ini itu. Tapi, lihat mereka juga, coba menggali permasalahan lain.
Jadi kawan, jangan saling merendahkan kuliah kawan kalian di fakultas lain. Kalian tak pernah tahu bagaimana kerasnya mereka mendapatkan nilai bagus di UTS dan UAS "menggamarnya" atau "komunikasi dasar". Sama, ya, sama dengan sulitnys kita kerja keras agar dapat A di probabilitas dan statistika.
Mari jangan saling merendahkan. Apa yang kalian lihat belum tentu seperti yang kalian bayangkan.
Sudut rindu
3 Maret 2017, 16.18
Pijat Plus Plus buat Tenang?
Saya menanggapinya biasa aja, " Yaudah cerita aja."
Akhirnya dia cerita, kalau selama awal 2017 ini dia sedang sibuk main cewek. Saya masih aja cuek dengar ceritanya. Ya, dipikiran saya dia cuma main cewek buat diajak jalan, makan, nonton, ya segitu ajalah ya. Sampai akhirnya, dia tunjukan chat dia dengan sang perantara. Saya baca-baca lah chatnya, jelas disana sang perantara sibuk megirim banyak foto wanita cantik. Ya, dipikiran saya sebenarnya masih sama, nggak mungkin dia berbuat yang lebih dari sekedar ajak cewek itu nonton dan makan. Pokoknya buat menemani dia aja lah, having fun lah.
Ah, iya saya pikir kawan saya tak segila itu untuk "main" dengan cewek itu di sebuah kamar. cerita bergulir, saya sibuk baca beragam chat di wahtsapp nya. Beragam chat dia dengan si cewek.
" Ada yang jilbaban juga loh," dia sodorkan foto seorang wanita cantik dengan hijabnya. Wanita dengan setelan tunik, jilbab cukup menutupi dada, dan mengenakan celana jeans. Tak pernah akan mengira si cantik kerja di sebuah tempat pijit.
Ah gila pikir saya, dia memang sering main di club, minum segelas alkohol, tapi tak akan sentuh wanita sedalam itu.
" Gue stres!" ujarnya.
Cerita bergulir saja dari mulutnya, saya cuma menanggapinya dengan cuek, padahal dalam hati, ah mau ngamuk rasanya. Saya cuma bisa berikan dia beberapa nasihat dan sesekali berkata, " Gila lo, menjijikkan!"
" Loe jijik sama gue?" tanyanya
" Ya gimana ya. Yaudahin sih main kaya gitu, mumpung belum terlalu jauh."
Hah, uang memang benar-benar bisa menghilangkan stres baginya. Cewek itu cuma dibayar murah, sekitar satu juta rupiah sekali dia ikut "pijat plus"
" Nilai gue hancur. Gue sampai harus terapi karena stres."
Ya, dari mulut seorang muslim saya cuma bisa mengingatkannya untuk mendekatkan diri pada Allah, perbaiki shalat, dan berdoa. Saya rasa, semua itu cukup untuk membuat tenang.
" Gue dulu sering shalat, tapi nilai gue tetap aja hancur."
" Ayolah, gue juga nggak pintar, tapi paling nggak elo belajar. Kalau gue sih belajar dekat-dekat UTS sama UAS benar-benar intens, makanya bisa lumayan dapat nilai."
Ya, saya bisa apalagi selain berpetuah seperti itu?
Sedih saja lihat seorang kawan rusak sedalam itu.
Eh, tapi dipikiran saya sampai sini masih "sekedar" main ceweknya, tidak sampai dicoblos.
Huft, positif sekali pikiran saya.
Sampaaaaaii, saya baca chat seorang cewek yang mengirimkan foto anjing.
" Lucu ya."
" Iya." jawab kawan saya.
" Mau beli, tapi uangnya masih kurang 3 juta. Kamu kasih duitnya dong, nanti bisa ML sama saya 3x deh."
WHAT?
Di chat yang lain, si cewek berjilbab tak kalah berbeda, cewek dengan tarif 750ribu semalam ini bilang ia butuh uang untuk bayar kostan.
Ayolah kawan, gila sekali main mu.
Uangnya banyak, tapi habis untuk hal-hal aneh macem itu.
" Gue tenang kalau habis main."
Hah, saya hanya bisa menghela nafas dan geleng-geleng. Saya buka instagram saya, saya perlihatkan beberapa foto orang yang sedang susah.
" Udahlah, mending uang lu buat mereka, perbanyak sedekah."
Obrolan panjang terus bergulir hari itu.
Ternyata, di negeri antah berantah, jika wanita ingin sesuatu, ia hanya cukup tidur dengan seorang laki-laki, maka tak sulit. Tolonglah berubah, rasanya uang tak bisa membawa ketenangan di akhirat nanti. Tak ada yang bisa beli surga dengan uang.
Sudut rindu
1 Maret 2017
10.38
Rasa Coklat yang Menggelitik di Segelas POP ICE
Sebut saja POP ICE, produsen minuman es susu blender pertama di Indonesia dari PT. Forisa Nusapersada sudah berdiri sejak akhir 2002. Varian rasa yang dibuatnya benar-benar beragam, mulai dari anggur, vanilla blue, bubble gum, strawberry, taro, vanilla latte dan beragam rasa lainnya. Oh iya, tak ketinggalan yang pasti adalah coklat. Bahkan, POP ICE yang memiliki tagline “ POP ICE, Minuman Idolaku” memiliki beragam varian coklat, mulai dari coklat, coklat susu, coklat biskuit, hingga coklat krim. Ah tolong, gue selalu galau harus minum yang mana.
Entahlah
Aku hanya minta yang sederhana dari kamu hari itu. Permintaan yang sudah lama sekali aku harapkan bisa terkabul hari itu. Tapi, apa kamu ingat hal yang benar aku inginkan sejak 3 tahun lalu itu? Kamu lupa!
Ya, kamu lupa! Itu alasanmu.
Hatiku mendadak hancur, remuk begitu saja.
Ketika air mata terus mengalir, aku tak punya alasan untuk menghentikannya.
Kamu benar-benar menyakitiku.
Detik ini, air mata itu masih mengalir.
Ah, mungkin kali ini aku yang salah.
Aku menghindarimu, walau kau ingin sekali mengabulkan pintaku, walau tertunda.
Aku sudah terlanjur hancur. Menata keping-keping hati ini tak mudah.
Aku memilih menghindarimu, menjauh darimu.
Mungkin yang kulakukan menjadi sesuatu yang jauh lebih salah dari lupamu.
Tapi, maaf, otakku sedang tak bekerja menilai salah dan benar. Kali ini kubiarkan hatiku yang membawa pilihan.
Hah, Tuhan, ajarkan aku kuat!
Sudut rindu, 26 November 2016
6.18 am
Memimpikan Indonesia Makin Digital
Anda tahu teknologi Face Recognition? Seharusnya dengan berjalannya program E-KTP, penggunaan Face Regognition pun bisa berkembang. Satu E-KTP untuk satu identitas masyarakat. Pada E-KTP ada sebuah foto dan identitas, data ini disimpan dalam sebuah database besar. Manfaakanlah database ini untuk memudahkan masyarakat. Tak perlu lagi kita repot membawa photocopy KTP saat ingin mengurus surat-surat di kelurahan, kecamatan, membuat tabungan baru di bank, hingga data-data di imigrasi. E-KTP cukup di-tap pada mesin pembacanya dan data orang tersebut akan muncul. Bukankah itu tujuan E-KTP? Teknologi digital itu diciptakan untuk memudahkan masyarakat.
E-KTP dan face recognition bisa menekan angka kriminalitas. Mengapa bisa begitu? Face Recognition akan mengidentifikasi seseorang dari foto. Jadi, jika ada tindak kejahatan, polisi tak akan sulit melacak seorang kriminal. Jika sebuah mesin anjungan tunai mandiri yang dilengkapi dengan CCTV terjadi pembobolan, identitas pelaku akan terekam, polisi akan sangat mudah mengetahui siapa orang tersebut. Database akan dengan cepat memberi tahu identitas lengkap pelaku.
Bagaimana dengan kasus terorisme? Ya, dengan program face recognition inipun menangkap terorisme akan menjadi lebih cepat
Tapi apa kendala terbesar dari program ini? Akses internet untuk mengakses database. E-KTP berlaku skala nasional. Jika anda orang Merauke dan akan berpergian ke daerah Aceh, identitas anda tidak akan berubah, mungkin hanya untuk migrasi alamat, tapi tidak dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan). Pemerintah di Aceh dapat menggunakan internet untuk menemukan identitas anda yang dating dari Merauke. Hadirnya wifi.id, indihome, serta speedy ini bisa sangat membantu pemerintah merealisasikan semuanya.
Jadi, apakah salah memimpikan Indonesia makin digital? Ah, saya rasa PT.Telkom dengan segala orang-orang cerdas di dalamnya dapat terus berinovasi dan membuat #IndonesiaMakinDigital
Mendigitalkan Indonesia? Kenapa Tidak
Jadi, hanya dengan sebuah stiker kecil yang ada di belakang telepon genggam anda, membuktikan satu hal, PT. Telkom dan anak perusahaannya PT. Telkomsel terus berlari membuat #IndonesiaMakinDigital
#PresidenKemana Pak Presiden kemana?
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Pagi ini langsung nyalain TV. Ingin tahu bagaimana demo yang akan berlangsung di Jakarta.
Merinding rasanya, lihat banyak foto yang di-share di linimasa terkait jumlah jamaah shalat shubuh di Istiqlal. Sungguh-sungguh luar biasa.
Massa dari penjuru Indonesia berkumpul, membuat kesatuan, dan hati saya begitu tersentuh. ALLAHU AKBAR! LUAR BIASA!
Aksi mereka berjalan damai, walau jumlahnya puluhan (ratusan) ribu (jutaan).
Semua saling menghormati.
Gema takbir dan shalawat tak henti diagungkan.
Merinding rasanya, menetes sudah air mata. Hebat mereka melakukan aksi ini.
Hari ini, 4 November 2016, hari Jum'at, Masjid Istiqlal luber dengan jamaah shalat jumat.
Luar biasa :)
#AksiDamai411 trending topic sejak pagi dan benar-benar damai. Lautan manusia tumpah di Jakarta.
Ulama mempersiapkan dengan baik aksi ini, bahkan mereka siapkan santri dan relawan untuk membersihkan sisa sampah pendemo. Hebat kan?
Para ulama, pimpinan demonstrasi hari ini, menunggu untuk masuk ke Istana, bertemu dengan Pak Presiden, tapiiii, beribu sayang, Pak Presiden ternyata sedang dinas meninjau kereta bandara. Ah, saya baru ingat, Pak Presiden kan punya wakil ya, jadi biarkan wakilnya yang menemui ratusan ribu orang tersebut. Ah, tapi ya pak, kenapa tidak dibalik? Kenapa tidak wakil bapak yang meninjau bandara dan bapak menemui rakyatmu itu?
Pak presiden yang terhormat, saya lihat bapak begitu peduli dengan aksi yang viral di media sosial, sebut saja kasus warteg yang ditutup paksa bulan ramadhan lalu. Bapak ingatkan? Bapak waktu itu nyumbang kan??ngurusin kan ya pak.
Tapiii ya pak
Demo yang sudah direncanakan berhari-hari kok bapak malah tidak mau hadir? Bapak kemana? Bapak takut? Padahal ratusan ribu orang itu hanya ingin bertemu bapak. Mereka hanya ingin pengertian bapak dan keadilan. Lihat pak, karena tak ada bapak, massa telat bubarkan diri, chaos pak.
Oh iya pak, paling tidak bapak tidak perlu bertemu dengan jutaan orang itu, cukup temui perwakilan mereka. Iya perwakilan pak, karena SOP paspamres tidak mengijinkan demi keamanan bapak.
Bapak lihat TV kan?
Lihat pak, demo berjam-jam yang berlangsung tenang akhirnya chaos juga. Rusuh juga pak. Lempar sana-sini. Gas air mata polisi pun membuat semua semakin menggila pak. Bapak tahu nggak kenapa? Karena mereka gagal bertemu dan mendengar suara bapak.
Bapak kemana?
Ya Allah pak!
Saya sedih loh pak lihatnya.
Bapak dulu sebelum terpilih pencitraannya jago. Loh, kenapa hari ini bapak menghilang?
Pak, pak
Bapak lagi ketawa ya lihat umat islam itu akhirnya chaos?
Bapak senangkan?
Ini yang media-media inginkan pak? Ini juga kah yang bapak inginkan?
Padahal, jika bapak muncul di depan mereka, saya yakin pak, tak ada aksi yang berujung chaos ini.
Ayolah pak, bersikap seperti pemimpin yang memang pantas kami banggakan!
Sudut rindu
4 November 2016
Catatan
Bagi saya yang awam demo, yang cuma sekali-kalinya ikut demo di semester satu, saya baru tahu kalau jika demo tak selesai sesuai surat maka disisipin provokator. Oh gilaaa ya kalau ini benar.
#NggakIkutDemo
#NggakIkutDemo dan beragam poster dengan latar belakang hijau berseliweran di jagat maya. Buka facebook bahasnya #4November, buka twitter trending topic nya juga nggak jauh-jauh dari #4November, buka line, line today juga post yang di blow up kaya gitu, eh bahkan ayah nanya kapan pulang, takut-takut anak gadis paling cantiknya pulang hari ini dan terjebak demo besar.
Oke, sah-sah saja kalian serukan #NggakIkutDemo. Tapi, bisakah kalian tak perlu menghina kepetusan mereka yang memilih #IkutDemo ?
Coba jelaskan salahnya dimana mereka turun ke jalan? Konstitusi ini tidak melarang aksi besar yang hari ini akan mereka lakukan. Oke, saya paham, salahnya adalah
1. Bikin macet. Iya pasti bikin macet, ribuan (puluhan ribu) orang turun ke jalan, dalam satu tempat yang sama.
2. Buat sampah. Iya pasti sampah dimana-mana, mereka berkumpul di tempat yang sama, pasti jumlah sampah meningkat. Tapi, memang tidak dibenarkan yang membuangnya sembarangan.
3. YANG DI DEMO ORANG POPULER
Sorotlah pada poin ketiga. Demo besar-besaran hari ini adalah meminta proses hukum untuk orang yang KEPOPULERANnya mengalahkan Aliando di kalangan dede gemes. Haters dan Lovers dimana-mana. ORANG POPULER ini sudah punya ribuan (ratusan ribu) (jutaan?) lovers setia untuk mendukungnya. Sesalah apapun beliau, mereka WAJIB membelanya. ORANG POPULER ini sudah punya ribuan (ratusan ribu) (jutaan?) (ratusan juta?) haters setia untuk menjatuhkannya. Sebenar apapun beliau, mereka WAJIB menghancurkannya.
Iya kepopuleran ini membuat linimasa saya menjadi menjijikan. Haters dan Lovers di JAGAT MAYA ini JAHAT, kaya rangga :(
Omongan mereka kasar dan menghujat, saling menjatuhkan satu sama lain. Tolonglah, maupun HATERS dan LOVERS kalian sorotin ORANG POPULER kalian sebagai manusia, tempatnya ia berbuat baik dan salah. Tak usah kalian bela dan jatuhkan berlebihan. Tolonglah, dunia ini masih punya etika, ketika kalian pilih idealis untuk #NggakIkutDemo dan #IkutDemo hargai keputusan mereka.
Hari ini, ketika saya memilih #NggakIkutDemo dan MENDUKUNG PENUH yang #IkutDemo. Saya tahu, mereka sedang membela apa yang mereka bela. Mereka tak punya tempat menyampaikan aspirasi mereka selain dijalan. Seperti kata Jendral Gatot di Mata Najwa, mereka tak punya tempat di Mata Najwa yang bisa dilihat ratusan juta orang. Oh bukan, mereka bukan tak punya tempat, tapi, mereka TAK DIDENGAR. Kenapa TAK DIDENGAR? karena KEPOPULERAN mereka kalah dengan KEPOPULERAN orang yang mereka demo hari ini. Tapi, dengan aksi besar hari ini mereka jadi POPULER. Pimpinan banyak instansi gonjang-ganjing ketakutan. Iya takut rusuh mungkin ya. Saya harap, tidak ada demonstran dan provokator bayaran yang membuat rusuh. Saya yakin, yang memilih #IKUTDEMO mayoritas adalah mereka yang IKHLAS tak dibayar untuk menyampaikan aspirasi mereka. Semoga, dengan demo hari ini, TUNTUTAN mereka di dengar. Aamiin.
Oh iya, kalian yang mahasiswa udah kuliah aja, ngapain coba panas-panasan buat #IkutDemo. Kalian ini calon pemimpin bangsa. Ngapain jadi manusia tidak terdidik turun ke jalan. Udah kuliah yang benar ya.
Oh iya, kalian yang mahasiswa, masih mau kuliah aja? Kalian tidak pikirkan nasib bangsa ini? Kalian tidak ingin membenahi? Kalian KEMANA saat jutaan rakyat Indonesia membutuhkan bantuan kalian untuk menyampaikan aspirasi? Kalo bukan manusia yang idealis kaya kalian, siapa yang mau sampaikan aspirasi?
Ah, pusing saya.