Empat tahun lalu, kedua orang tua saya lebih memilih memindahkan adik saya sekolah ke Jakarta dari Kota Depok. Alasannya hanya satu, agar lebih mudah saat dia mendaftar SMA Negeri di Jakarta. Pengalaman saya, hanya ada 5% kuota kursi luar jakarta yang bisa bersekolah di Jakarta
Kenapa harus sekolah di Jakarta? Bukankah kota Depok memiliki banyak sekolah unggulan? Jawabannya hanya karena, SMA Unggulan di Kota Depok cukup jauh dan lebih sulit diakses angkutan umum. Lagipula, Jakarta, ibu kota negara tetap lebih unggul (menurut kami).
2012 lalu, sayapun harus ribet-riber urus dua sepupu kembar saya yang mau masuk SMA. Yang satu lulus dengan NEM 39,00 sedangkan yang satu lagi lulus dengan nilai 33,30. Bukankah kedua nilai itu cukup fantastis? Tapi nyatanya, saya harus dibikin "sport jantung" sebelum akhirnya NEM 33,30 mendapatkan SMA di Jakarta.
Mungkin nilai ini Fantastis, tapi bukankah PELAJAR diluar sana memiliki nilai yang JAUH LEBIH FANTASTIS dari itu?
Ya, berbeda dengan jaman saya 5 tahun lalu, NEM 36,10 luar jakarta sudah bisa masuk SMA Unggulan Jakarta.
Patut disyukuri, artinya kemampuan PELAJAR INDONESIA meningkat tajam!
Tahun ini, Jakarta dengan Gubernur barunya menerapkan aturan baru pula dalam proses PPDB.
5% : Luar jakarta
45% : Umum
5% : Prestasi
45% : Jalur lokal
Adanya jalur lokal, lagi-lagi membuat orang tua menjerit, banyak dari mereka yang rumah di luar jakarta dan menyekolahkan anak di Jakarta hanya dapat jatah kursi setengah.
SMP Negeri 147 jakarta lewat jalur umum sampai hari terakhir pendaftaran, passing grade terendah berada pada nilai 9,125 . Hari ini, lewat jalur lokal, terendah masih di kisaran 8,050. Perbedaan yang begitu mencolok.
Adik saya yang punya rata-rata nilai 9,083 pun harus puas di pilihan SMP keduanya, SMP 258 karena hanya bisa mengikuti jalur umum.
Ya, perubahan sistem, berharap adanya perbaikan. Adanya jalur lokal ini diharapkan Jakarta cukup terhindar dari macet. Kita tunggu saja hasilnya saat ajaran baru berjalan, apakah benar PELAJAR yang buat Jakarta macet!
2012 lalu, sayapun harus ribet-riber urus dua sepupu kembar saya yang mau masuk SMA. Yang satu lulus dengan NEM 39,00 sedangkan yang satu lagi lulus dengan nilai 33,30. Bukankah kedua nilai itu cukup fantastis? Tapi nyatanya, saya harus dibikin "sport jantung" sebelum akhirnya NEM 33,30 mendapatkan SMA di Jakarta.
Mungkin nilai ini Fantastis, tapi bukankah PELAJAR diluar sana memiliki nilai yang JAUH LEBIH FANTASTIS dari itu?
Ya, berbeda dengan jaman saya 5 tahun lalu, NEM 36,10 luar jakarta sudah bisa masuk SMA Unggulan Jakarta.
Patut disyukuri, artinya kemampuan PELAJAR INDONESIA meningkat tajam!
Tahun ini, Jakarta dengan Gubernur barunya menerapkan aturan baru pula dalam proses PPDB.
5% : Luar jakarta
45% : Umum
5% : Prestasi
45% : Jalur lokal
Adanya jalur lokal, lagi-lagi membuat orang tua menjerit, banyak dari mereka yang rumah di luar jakarta dan menyekolahkan anak di Jakarta hanya dapat jatah kursi setengah.
SMP Negeri 147 jakarta lewat jalur umum sampai hari terakhir pendaftaran, passing grade terendah berada pada nilai 9,125 . Hari ini, lewat jalur lokal, terendah masih di kisaran 8,050. Perbedaan yang begitu mencolok.
Adik saya yang punya rata-rata nilai 9,083 pun harus puas di pilihan SMP keduanya, SMP 258 karena hanya bisa mengikuti jalur umum.
Ya, perubahan sistem, berharap adanya perbaikan. Adanya jalur lokal ini diharapkan Jakarta cukup terhindar dari macet. Kita tunggu saja hasilnya saat ajaran baru berjalan, apakah benar PELAJAR yang buat Jakarta macet!
***
0 komentar:
Posting Komentar