Rindu, Terima Kasih!

Share on :

Taman Rindu, 16 November 2012

Selamat malam rindu, sepertinya kamu akan tetap bertahan disini. Aku tak tahu untuk berapa lama. Tapi, aku rasa itu akan sangat lama. Rindu, apakah kamu tahu hari ini hujan turun begitu deras? Aku tak tahu mengapa hari ini Tuhan mengutus dewa hujan menurunkan air ke buminya. Yang hanya aku tahu, aku meneteskan air mata untukmu rindu.

Aku tahu, rindu tak peduli dengan air mata yang menetes ini. Aku juga tahu, aku yang membuat rindu seperti ini. Bahkan, aku yang menciptakan rindu ini. Aku tak berhak  memberikan alasan apapun lagi kepadamu rindu. Aku juga  tahu,  apapun alasanku, aku tak bisa menghilangkan rindu ini.

Rindu, aku tahu alasan ini memang tak akan mengubah apapun. Tapi, izinkan aku mengungkapkan alasan penyebab tercipta rindu ini.

Hai rindu, tahukah kamu mengapa aku menciptakan rindu? Karena aku tak ingin bermain api diantara kita. Aku tak ingin ada yang terbakar. Walau aku harus menciptakan rindu. Sakit ini bukan hanya milikmu rindu, tapi juga miliku, sang pencipta rindu. Aku sayang kamu rindu, aku sungguh sungguh sayang kamu rindu.

Ketika kamu berpikir aku tak lagi peduli dengan kamu, aku ada disini rindu. Ketika kamu berpikir aku tak bisa kasih semangat kepadamu, aku ada disini rindu. Aku selalu mendoakanmu, aku selalu berharap yang terbaik kepadamu rindu. Terselip namamu diantara doa-doa yang kupanjatkan. Bahkan, setiap malam hanya kamu yang kumimpikan.

Rindu, ketika kamu kabarkan kegagalanmu malam itu. Aku bukan tak peduli. Aku hanya tak mengerti apa lagi yang harus kulakukan. Bukan Cuma kamu rindu malam itu yang merasa sedih, aku juga menangis untukmu. Rindu, malam itu, ketika kamu kabarkan kegagalan itu, aku ada diantara teman-temanku yang penuh canda. Apa kamu tahu, ketika kamu kabarkan kegagalan itu aku berubah menjadi pemurung. Aku sudah tak bisa berpikir jernih lagi. Hanya kamu yang ada dipikiranku malam itu rindu. Aku menangis rindu untukmu dan untuk hubungan kita. Ketika kamu kabarkan kegagalan itu,  aku sudah berpikir hubungan kita tak bisa lagi diperbaiki rindu.

Rindu, sejak malam itu kamu berubah. Kamu bukan rindu yang kukenal dulu. Kamu rindu yang lain. Bahkan, ketika aku berusaha memberanikan diri bermain api, kamu seperti tak ingin menjadi pemain di dalamnya, hingga kubatalkan keinginan itu. Saat itu, lagi-lagi aku bermain dengan egoku rindu. Aku tak ingin memperjuangkanmu rindu.

Tapi, semua berubah, aku ingin menghapus rindu. Aku tak ingin membiarkan rindu ada terlalu lama, bukan rindu yag kuinginkan, tapi kamu! Lagi-lagi aku beranikan untuk bermain api rindu, aku lakukan demi hubungan kita. Tapi, aku ternyata salah rindu. Aku sudah tak mungkin bermain api denganmu. Kamu sudah putus sumbu itu.

Rindu, hari ini aku tak tahu harus menulis apa lagi. Aku hanya merindukanmu. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih kepadamu rindu, terima kasih rindu telah mengajarkan sakit dan sayang dalam satu. Terima kasih.

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEPENGGAL KISAH © 2011 Design by Best Blogger Templates | Sponsored by HD Wallpapers