Akankah mimpi ini menjadi nyata?

Share on :


     MUNDUR ATAU TERUS MAJU !!

     Aku sudah frustasi. Pikiran yang terus diambang bingung. Otak ini rasanya berlimpah dengan kalimat-kalimat indah yang ingin dituangkan, tangan inipun rasanya ingin terus berkarya, tapi sampai kapan? Kalau kata para penulis, sampai jiwa sudah terpisah dari raga. Tapi sayang, rasanya, detik ini juga aku ingin menghentikan aktivitasku membuat karya. Teringat pesan Kak Dodi Mawardi, salah seorang penulis nonfiksi, “ Jangan mau hanya menerbitkan buku sekali seumur hidup, tapi berkali-kali!” kalimat menyindir, karena maksudnya, menerbitkan buku sekali seumur hidup adalah saat kita sudah tak lagi bernyawa, kita akan menerbitkan buku yasin. Miris sekali kalau memang itu yang terjadi.

     Aku mulai tertarik mengikuti beberapa pelatihan penulis atau event menulis apapun yang aku dengar dan bisa aku hadiri, karena aku berpikir semua event menulis itu adalah salah satu jalanku untukku bisa bertemu para penerbit dan penulis-penulis hebat. Aku mengirim e-mail ke sebuah komunitas menulis, ingin rasanya bergabung dengan mereka, dan bisa eksis menjadi penulis seperti mereka. Tapi, aku mulai ragu, ketika formulir pendaftaran itu berada di tanganku, apa aku harus lanjutkan semua ini?

     Kita lihat kebelakang. Berapa kali aku gagal dalam lomba menulis? Berapa kali aku gagal menulis cerpen dan tak pernah dimuat di majalah? Berapa kali? Rasanya terlalu sering. Bahkan, saat aku mengirim lebih dari tiga cerpen untuk mengikuti lomba menulis cerpen remaja, tak satupun aku dapatkan kabar gembira. Sedih banget rasanya. Lomba menulis YKAI pun aku juga gagal. Sejak semua kegagalan yang aku alami, aku mulai malas menulis. Tak ada lagi semangat untuk melanjutkan cita-cita dan mimpiku.

     Sebenarnya, aku masih punya mimpi, mimpi besar yang memang masih ingin kuwujudkan. Menjadi penulis besar seperti J.K Rowling, Torey Hayden, Asma Nadia, Sitta Karina, Ahmad Fuadi, atau bahkan para penulis hebat lainnya. Just dream!!! Tak jua itu terwujud. Apakah aku harus berhenti menulis, mencoba dunia lain yang aku yakin, aku bisa!

     Kubolak-balik halaman majalah STORY, ingin banget salah satu tulisanku bisa di muat di majalah beken ini. Iri, melihat semua tulisan bagus yang bisa di muat di majalah ini. Tapi, aku tak pernah bisa seperti itu. Bahkan yang membuatku aku jauh lebih iri lagi ketika para selebritis itu malah diminta menulis di halaman majalah ternama tersebut. Ah, aku juga mau bisa kayak mereka. Tapi, kapan?? Kulempar majalah STORY yang sudah selesai aku lahap, sekarang kubenamkan kepalaku dalam novel Ranah 3 Warna yang baru berhasil aku tamatkan. Novel inspiratif, kapan aku bisa seperti Ahmad Fuadi, yang berhasil bangkit dari keterpurukan, tapi apa memang aku bisa? Hatiku sudah terlalu sakit mengalami kegagalan, lelah jadi orang gagal, kapan aku bisa jadi orang berhasil, orang sukses yang bisa di akui?

     “ Hah!” kuhela nafas panjang.

     Aku keluar kamar dan mulai mengetik sebuah kalimat. Aku tahu, buka menyerah yang harusnya aku lakukan, tapi bangkit, kunyalakan internet dan segera kubuka e-mail, sebuah e-mail berhasil aku kirim kepada komunitas menulis, aku yakin ini yang terbaik. Terakhir, aku kirim tulisan ini ke alamat e-mail STORY. Hanya keberuntungan yang bisa membuat tulisan ini dimuat. Kalaupun tidak, kenapa aku harus menyerah? Torey Hayden berhasil membantu anak-anak keterbelakangan itu dengan kerja keras, J.K Rowlingpun adalah contoh orang gagal yang kemudian berhasil. Kenapa aku tidak jadi seperti mereka?

https://www.facebook.com/media/set/?set=a.515555041817128.109280.100000879090491&type=3


0 komentar:

Posting Komentar

 

SEPENGGAL KISAH © 2011 Design by Best Blogger Templates | Sponsored by HD Wallpapers